Sukabumi – Kemerdekaan Indonesia sudah menginjak ke angka 77 Tahun, lepas dari penjajahan. Namun masih banyak PR yang harus dilakukan oleh negara ini, salah satunya adalah penurunan angka Stunting.
Menurut WHO, ada 24, 4 persen anak-anak yang mengalami Stunting.
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk.
Selain itu, juga bisa terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai. Seorang anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO, dikutip dari djkn.kemenkeu.go.id dengan judul Program Penurunan Stunting, Apa Susahnya?
TNI pun melakukan langkah terpada dalam peran penanganan stunting di berbagai daerah. Ada dengan program jadi Bapak Asuh penderita Stunting yang dilakukan oleh TNI.
Di Koramil 0622-01/Cisolok, Anggota Koramil, Sertu Kusnoto lakukan giat kunjungi dan berikan bantuan kepada anak penyandang Stunting di Desa Ridogalih Kecamatan Cikakak.
Bersaa Danpos Cikakak, Serka Salekan serta Bidan Desa dan Kepala Desa Ridogalih, Sertu Kusnoto meberikan bingkisan tali asih kepada anak penyandang Stunting.
“Alhamdulillah, tadi, Rabu 16 November 2022, kami berkunjung jenguk salah satu anak yang stunting dan memebrikan bingkisan, semoga kedatanagn kami bisa membuat anak lebih cepat sebuh, walaupun dengan seadanya dan terbatas, semoga tali asih dari kami bisa membantu mereka. Dan harapan terbesar kami semoga anak itu sehat, dan tumbuh normal tidak masuk katagori stunting lagi, ” ungkap Sertu Kusnoto pada tim Mata Sosial, Rabu 16 November 2022.